Monday, March 31, 2008

Aku Menangis Untuk Adikku 6 Kali

Aku Menangis Untuk Adikku 6 Kali



Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.
"Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan,
"Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!"
Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.

Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata,
"Ayah, aku yang melakukannya!"
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas.

Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata,
"Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."
Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku.

Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun Aku berusia 11. Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten.

Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..." Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku."

Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!" dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata,
"Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini."

Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas. Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku:
"Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang."Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata ber- cucuran sampai suaraku hilang.

Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas) . Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!"Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?"
Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?"Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku.

Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu. .."Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu."Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis.

Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23. Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini.Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya?
Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. "Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya.
"Tidak, tidak sakit.Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..."Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.

Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit.

Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya.
"Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan.
Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?"

Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"
"Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku.

Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?" Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. "Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah.Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu.Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya.

Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.Kata- kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku." Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.


Sumber: Diterjemahkan dari "I cried for my brother six times"

Friday, March 28, 2008

sebuah pesan moral

Sebuah bis datang dan kamu bilang,
"Wah.. terlalu penuh, sumpek, bakalan
enggak bisa duduk nyaman neh! aku
tunggu bis berikutnya aja deh.

"Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu
melihatnya dan berkata "Aduh bisnya
kurang asik nih, enggak bagus lagi..
enggak mau ah.."

Bis selanjutnya datang, cool dan kamu
berminat, tapi seakan-akan dia tidak
melihatmu dan lewat begitu saja.

Bis keempat berhenti di depan kamu.
Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu
bilang, "Nggak ada AC nih, bisa
kepanasan aku". Maka kamu membiarkan
bis keempat itu pergi.Waktu terus
berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu
bisa terlambat pergi ke kantor.

Ketika bis kelima datang, kamu sudah
tak sabar, kamu langsung melompat
masuk ke dalamnya. Setelah beberapa
lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu
salah menaiki bis.

Bis tersebut jurusannya bukan yang
kamu tuju! Dan kamu baru sadar telah
menyia-nyiakan waktumu sekian lama.



Moral dari cerita ini:

Sering kali seseorang menunggu
orang yang benar-benar 'ideal' untuk
menjadi pasangan hidupnya. Padahal
tidak ada orang yang 100% memenuhi
keidealan kita. Dan kamu pun sekali-
kali tidak akan pernah bisa menjadi
100% sesuai keinginan dia.Tidak
ada salahnya memiliki 'persyaratan'
untuk 'calon', tapi tidak ada salahnya
juga memberi kesempatan kepada yang
berhenti di depan kita.

Tentunya dengan jurusan yang sama
seperti yang kita tuju. Apabila
ternyata memang tidak cocok, apa boleh
buat.. tapi kamu masih bisa
berteriak 'Kiri' ! dan keluar dengan
sopan.

Maka memberi kesempatan pada yang
berhenti di depanmu, semuanya
bergantung pada keputusanmu.

Daripada kamu harus jalan kaki sendiri
menuju kantormu,dalam arti menjalani
hidup ini tanpa kehadiran orang yang
dikasihi.

Cerita ini juga berarti, kalau
kebetulan kamu menemukan bis yang
kosong, kamu sukai dan bisa kamu
percayai, dan tentunya sejurusan
dengan tujuanmu, kamu dapat
berusaha sebisamu untuk menghentikan
bis tersebut di depanmu, agar dia
dapat memberi kesempatan kepadamu
untuk masuk ke dalamnya.

Karena menemukan yang seperti itu
adalah suatu berkat yang sangat
berharga dan sangat berarti.
Bagimu sendiri, dan bagi dia.
Lalu bis seperti apa yang kamu tunggu?
Hope, Faith and Love... let it be the
most important thing in your life

Ya Robbana

Ya Robbana, Robbana, Robbana

Ya Tuhan kami yang menguasai hati
kami telah lupa senantiasa bersalah
hanya padaMu hati ingin kembali
kami telah sesat kami telah aniaya

jika tanpa ampunanMu
jika tanpa Rahmat dan cintaMu
sesungguhnya kami adalah orang merugi

Ya Robbana, Robbana, Robbana

Ya Tuhan kami yang Maha Mengampuni
tiadalah tempat untuk kami kembali
kami yg lemah tiada daya upaya
hanya padaMu tidur ini berharap

Ya Robbana, Robbana, Robbana
Ya Robbana Dholamna Anfussana
wa illam taghfirlana
wa tarhamna lanakunanna
minal khusirin

Tuesday, March 25, 2008

aku pulang ya sayang.....

aku pulang ya sayang.....

aku pulang ya,
malam ini sdh larut...
aku lepaskan pelukannya ya,
rasa lelah ini sdh tergerai,,,

jika bsk aku kita tdk ketemu,
jgn cari aku ya...
berdoa saja untuk ku...

dan
Jika besok turun hujan lagi di kantin,
bantu bu ida ya..tuk bersihin genangan air
di warung makanannya..
kasian dia berjuang sendiri untuk kehidupan anak nya

oia, mulai besok...
kamu ke kantin tanpa aku,
klo cowo yg menyebalkan itu sapa kamu...
saatnya skrg kamu balik sapa dia ya,
mungkin bisa mengobati rasa rindu mu pd ku..
dan coba lah tuk belajar mengenal dan menerima dia,

mulai besok...
kamu akan menjawab semua pertanyaan ttg aku,
jgn bahas aku ya,,dan
jgn pernah merindukan aku,
karena rindu hanya membuat rasa sakit dihati mu..

maaf klo membebani mu dgn amanat ku..
sejuta hormat dan sayang ku untuk kamu...
akan selalu terbisik di hati...

aku pulang ya...

Saturday, March 22, 2008

Sinopsis sebuah film yang di ilhami dari sebuah novel karya Habiburrahman El Shirazi

Hmm...banyak sekali makna yang bisa kita ambil dari kisah cinta yang berdasarkan ajaran islam ini, didalamnya dijabarkan perbedaan antar kasih sayang dan cinta kasih yang tulus dengan keingininan untuk memiliki sesuatu, selain itu kutipan dari maha karya manusia ini bisa menjadi pembelajaran seseorang untuk bersikap adil, ikhlas dan sabar...Jujur, film ini sangat memberikan makna dan ispirasi buat hidup saya untuk kedepannya...dan yang menjadi pertanyaan, apakah kita sudah memiliki sifat-sifat mulia seperti yang di ceritakan?ataukah kita masih sangat jauh dengan kata "mulia" dalam diri kita?pertanyaan ini juga berlaku untuk diri saya sendiri...Insya Allah saya akan menuju jalan itu....

Judul : Ayat-ayat Cinta
Sutradara : Hanung Bramantyo

Ini adalah kisah cinta. Tapi bukan cuma sekedar kisah cinta yang biasa. Ini tentang bagaimana menghadapi turun-naiknya persoalan hidup dengan cara Islam. Fahri bin Abdillah adalah pelajar Indonesia yang berusaha menggapai gelar masternya di Al Ahzar. Berjibaku dengan panas-debu Mesir. Berkutat dengan berbagai macam target dan kesederhanaan hidup. Bertahan dengan menjadi penerjemah buku-buku agama. Semua target dijalani Fahri dengan penuh antusiasme kecuali satu: menikah.

Kenapa? Karena Fahri adalah laki-laki taat yang begitu ‘lurus’. Dia tidak mengenal pacaran sebelum menikah. Dia kurang artikulatif saat berhadapan dengan mahluk bernama perempuan. Hanya ada sedikit perempuan yang dekat dengannya selama ini. Neneknya, Ibunya dan saudara perempuannya.

Betul begitu? Sepertinya pindah ke Mesir membuat hal itu berubah. Tersebutlah Maria Girgis. Tetangga satu flat yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Al Quran. Dan menganggumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi cinta. Sayang cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja.

Lalu ada Nurul. Anak seorang kyai terkenal yang juga mengeruk ilmu di Al Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis manis ini. Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak pernah menunjukkan rasa apa pun pada Nurul. Sementara Nurul pun menjadi ragu dan selalu menebak-nebak.

Setelah itu ada Noura. Juga tetangga yang selalu disika Ayahnya sendiri. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingin menolongnya. Sayang hanya empati saja. Tidak lebih. Namun Noura yang mengharap lebih. Dan nantinya ini menjadi masalah besar ketika Noura menuduh Fahri memperkosanya.

Terakhir muncullah Aisha. Si mata indah yang menyihir Fahri. Sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku, Aisha jatuh cinta pada Fahri. Dan Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya.

Lalu bagaimana bocah desa nan lurus itu menghadapi ini semua? Siapa yang dipilihnya? Bisakah dia menjalani semua dalam jalur Islam yang sangat dia yakini?

Friday, March 21, 2008

Back to the place where i belong...

Setahun yang lalu..maret 2007, gw mengikuti ambisi dan keegoisan gw untuk mencari sesuatu yang lebih baik (kerjaan dan penghasilan) tanpa melihat apa yang udah gw milikin selama hampir 3 tahun, kebetulan gw di ajak salah satu senior staff di salah satu perusahaan PAY TV di indonesia untuk membantu perusahaannya menangani Retail wilayah Bandung. Gw terima begitu aja..soalnya gw liat perusahaan PMA ini memang perusahaan yang sangat besar dan harapan gw bisa menopang semua kehidupan gw di masa depan...dan akhirnya gw memutuskan untuk pindah ke perusahaan itu..
Seiring dengan berjalannya waktu, aktivitas kerja gw di perusahaan tersebut, gw ngerasa semuanya gak sesuai dengan bayangan dan impian gw, terlalu banyak kebijakan-kebijakan yang sangat tidak sesuai untuk menunjang kerjaan yang gw lakuin. perubahan-perubahan yang di lakukan oleh Top Level Management sangat merugikan senior staff ke bawah...hmm...sesuatu yang sebenernya sangat BODOH untuk di lakukan oleh seorang yang berpendidikan yang mempunyai keinginan untuk memajukan sebuah perusahaan, dan yang terjadi malah sebaliknya, perusahaan ini semakin lama semakin Going Down, YUP..semakin hari semakin banyak Partner dan Staff yang memilih hengkang untuk mencari yang lebih baik, hmm apa gw juga harus seperti mereka??again??...setelah bergelut dengan hati nurani dan kebutuhan hidup, akhirnya gw memutuskan untuk resign dari perusahaan ini. Memang sebelumnya ada tawaran dari seorang kawan yang memiliki perusahaan di Batam. Yup, dia hire gw untuk megang divisi IT nya..WOW, amazing..gw di tawarin jadi seorang IT manager di perusahaan miliknya. Tp di batam?kenapa sih harus di sana?my God, apa gw bisa hidup di luar Bandung yang udah menemani hidup gw selama ini...NEKAD dehhh...GW Pergi!!!akhirnya bulan november 2007 gw pergi ke Batam, mencoba mencari sesuap nasi di pulau luar jawa...
Akhirnya kenyamanan bisa gw dapetin dari perusahaan ini, gw bisa keluarin ekspresi gw dalam hal kerjaan, gw bisa keluarin semua ide-ide dan rencana-rencana kerja yang gw rasa bisa memajukan perusahaan. dan asiknya lagi, gw bisa jalan2 keluar negeri apabila ada project yang harus di lakukan di luar..gratis lagi..heheheh..emang sih, sehari gw bisa kerja 12 jam, dan sometimes sabtu ato minggu juga gw harus bangun pagi untuk standby di kantor, ahh ini gw rasa konsekuensi nya yang harus gw jalanin apabila mempunyai keinginan untuk MAJU!....Tp takdir mau bilang apa, gw yang udah punya rencana untuk ngelengkapin separuh ajaran dari agama gw yaitu menikah, gw dengan berat hati resign dari kantor ini (damn!! again...) Maafin gw bos, gw ga bisa berlama-lama lagi membangun perusahaan lu, karena gw punya alesan yang gak bisa gw pandang sebelah mata, karena suatu saat gw harus hidup berdua dengan pendamping hidup gw, dan salahnya, dia gak bisa untuk stay di Batam (Tipikal orang sunda banget yahh, sebenernya gw juga sunda tp gw bisa hidup di negeri orang ko..hehehe)..akhirnya..1 february 2008 gw memutuskan untuk pulang ke Bandung dan mencari pekerjaan entah di Bandung ato Jakarta (Gw Nganggur untuk sementara)...
Sial banget nasib gw, ternyata orang yang udah gw anggap sebagai calon pendamping hidup gw tega banget ninggalkan gw, padahal gw keluar kerja sesuai dengan persetujuan dia dan gw berusaha untuk mencari lagi kerjaan yang lebih baik yang bisa menopang kehidupan kita berdua..apa karena gw nganggur dia jadi gak mau ma gw lagi?apa selama ini dia cuma ngeliat materi yang gw punya?apa dia gak pernah punya rasa sayang yang tulus ke gw??...trus kenapa dia setuju buat gw pindah lagi ke Bandung?
Gila...dia tega banget yahh, dia ninggalin gw pada saat gw butuh dorongan dari dia, butuh semangat dari dia...kenapa pada saat gw jatuh dia ninggalin gw??ya Allah, maafin dia yah....
Hidup gw harus terus berjalan, harus terus berlari, untuk mengejar semua cita-cita gw..dengan atau tanpa dia gw harus bisa raih semua itu...Alhamdulillah gw cuma 2 minggu nganggur alias jobless, gw di telp lagi oleh perusahaan gw yang tahun lalu gw tinggalin..YUP gw kembali di hire untuk menjadi seorang Account Manager. Alhamdulillah ya Allah, walaupun gw ga jadi nikah dengan orang yang sangat gw sayangin, KAU telah memberikan jalan hidup yang baik yang akan gw jalanin..
17 Maret 2008, gw kembali ke perusahaan ini, kembali ke tempat gw pernah berada dan berkarir..Makasih ya ALLAH, i love you so much

Ruang

Gila.....lagi asik2nya browsing di inet, gw dapetin webpages lirik dari the cat (red: now marvells) yang judul nya ruang..lagu ni dah lama banget gw gak dengerin, trus emang dah ga tau kemana file mp3 nya (sorry bro' gw ga beli kaset lu, heheheh)..akhirnya gw donlot deh tuh lagi trus gw cari tulis deh di sini lirik nya..


ruang yang ada di hatimu
tidak mungkin ku dapatkan
keindahan dan kesempurna nya
hanya dapat kulihat

setiap hal yang sering kau lakukan
seolah menyihir aku
tuk mencintaimu...tuk tetap perhatikan mu

pastikan semua terwujud di hidupku
ku tak ingin hadirmu terus hantuiku
wajarkah? pabila diriku ingin memelukmu
menjaga mu dan tak lagi menghayalmu

rindu kadang untuk hatiku ini
sesuai angananmu
karena ku disini menunggu hadir dirimu

Thursday, March 20, 2008

" Siapa Yang Mendidik Anak Ini? "

Setelah menyetir terlalu lama sepulang dari kampung saya singgah
sebentar di sebuah restoran. Begitu memesan makanan, seorang anak lelaki
berusia lebih kurang 12 tahun muncul di depan saya.

"Abang mau beli kue?" Katanya sambil tersenyum. Tangannya segera
menyelak daun pisang yang menjadi penutup bakul kue jajanannya.

"Tidak Dik, Abang sudah pesan makanan," jawab saya ringkas dan akhirnya
dia berlalu.

Pesanan tiba, saya langsung menikmatinya. Gak sampe 20 menit kemudian
saya melihat anak tadi menghampiri calon pembeli lain. Saya lihat dia
menghampiri sepasang suami istri. Mereka juga menolak tawaran anak itu,
dan dia berlalu begitu saja.

"Abang sudah makan, tak mau beli kue saya?" tanyanya tenang ketika
menghampiri meja saya lagi.

"Abang baru selesai makan Dik, masih kenyang nih," kata saya sambil
menepuk-nepuk perut. Dia pun pergi, tapi cuma di sekitar restoran.
Sampai di situ dia meletakkan bakulnya yang masih penuh. Setiap yang
lalu dia tanya, "mau beli kue saya Bang, Pak... Kakak,... Ibu." Halus
budi bahasanya pikir saya.

Sambil memperhatikan, terbersit rasa kagum dan kasihan di hati saya
melihat betapa gigihnya dia berusaha. Tidak nampak keluh kesah atau
tanda-tanda putus asa dalam dirinya, sekalipun orang yang ditemuinya
enggan membeli kuenya.

Setelah membayar harga makanan dan minuman, saya terus pergi ke mobil..
Saya buka pintu, membetulkan duduk dan menutup pintu. Namun belum sempat
saya menghidupkan mesin, anak tadi sudah berdiri di samping mobil. Dia
tersenyum kepada saya. Saya turunkan kaca jendela, dan membalas
senyumannya.

"Abang sudah kenyang, tapi mungkin Abang perlu bawa kue saya buat
oleh-oleh untuk adik- adik, Ibu atau Ayah abang," katanya sopan sekali,
sambil tersenyum. Sekali lagi dia memamerkan kue dalam bakul dengan
menyelak daun pisang penutupnya.

Saya tatap wajahnya, bersih dan bersahaja. Terpantul perasaan kasihan di
hati. Lantas saya buka dompet, dan mengulurkan selembar uang Rp 20.000,-
padanya.

"Ambil ini Dik! Abang sedekah... Tak usah Abang beli kue itu." Saya
berkata ikhlas karena perasaan kasihan yang meningkat mendadak. Anak itu
menerima uang tersebut, lantas mengucapkan terima kasih terus berjalan
kembali ke kaki lima restoran. Saya gembira dapat membantunya. .

Setelah mesin mobil saya hidupkan. Saya memundurkan. Alangkah kagetnya
saya melihat anak itu mengulurkan Rp20.000,- pemberian saya itu kepada
seorang pengemis buta. Saya terkejut, saya hentikan mobil, dan memanggil
anak itu.

"Kenapa Bang, mau beli kue ya?" tanyanya.

"Kenapa Adik berikan duit Abang tadi pada pengemis itu? Duit itu Abang
berikan ke Adik!" kata saya tanpa menjawab pertanyaannya.

"Bang, saya tak bisa ambil duit itu.. Emak marah kalau dia tahu saya
mengemis. Kata emak kita mesti bekerja mencari nafkah karena Allah.
Kalau dia tahu saya bawa duit sebanyak itu pulang, sedangkan jualan
masih banyak, Mak pasti marah. Kata Mak mengemis kerja orang yang tak
berupaya, saya masih kuat Bang!" katanya begitu lancar. Saya heran
sekaligus kagum dengan pegangan hidup anak itu. Tanpa banyak soal saya
terus bertanya berapa harga semua kue dalam bakul itu.

"Abang mau beli semua ?" dia bertanya dan saya cuma mengangguk. Lidah
saya kelu mau berkata.

"Rp 25.000,- saja Bang...." Dengan gembira dia memasukkan satu persatu
kuenya ke dalam plastik, saya ulurkan Rp 25.000,-. Dia mengucapkan
terima kasih dan berlalu dari pandangan saya.

Ya Tuhan!. Saya hanya bisa bertanya-tanya di dalam hati, siapakah wanita
berhati mulia yang melahirkan dan mendidik anak itu ?. Sesungguhnya saya
kagum dengan sikapnya. Dia menyadarkan saya, siapa kita sebenarnya..
.....

Wednesday, March 19, 2008

Efek Sun Outage Pada Jaringan Internet

Efek Sun Outage Pada Jaringan Internet Pada bulan September sampai dengan Oktober 2007 akan sering terjadi kekacauan pada koneksi internet di seluruh dunia karena efek dari “Sun Outage” atau lebih simple-nya pengaruh posisi matahari terhadap satelit. Efek ini pun berimbas juga pada koneksi di Undiknas dengan menggunakan Channel-11 sebagai provider internet.Pengertian Sun Outage Sun outage adalah kondisi yang terjadi pada saat bumi-satelit-matahari berada dalam satu garis lurus. Satelit yang mengorbit bumi secara geostasioner pada garis orbit geosynchronous berada di garis equator atau khatulistiwa (di ketinggian 36.000 Km) secara tetap dan mengalami dua kali sun outage setiap tahunnya. Energi thermal yang dipancarkan matahari pada saat sun outage mengakibatkan interferensi sesaat pada semua sinyal satelit, sehingga satelit mengalami kehilangan komunikasi dengan stasiun bumi, baik head-end/teleport maupun ground-segment biasa. Kapan Sun Outage terjadi?Sun outage akan terjadi dalam beberapa hari di jam yang sama selama beberapa menit. Sun outage terjadi selama bulan Februari / Maret dan September / Oktober, dan dapat bertahan selama 15 menit. Kejadian ini dapat terjadi sampai dengan 15 hari.Bagaimana efeknya terhadap koneksi internet?Pengaruh sun outage ini bervariasi, dari gangguan minimal sampai total outage selama 15 hari. Saat sun outage mencapai puncaknya, gangguan akan berangsur-angsur berkurang sampai hilang sama sekali pada beberapa hari kemudian. Tindakan Selama Sun OutageSayangnya tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak yang timbul terhadap koneksi internet akibat fenomena sun outage ini secara teknis. Saran terbaik yang dapat diberikan kepada anda adalah bersabar saat fenomena ini terjadi, karena dampak dari sun outage ini akan berlalu seiring berjalannya waktu secara alamiah.

Efek Sun Outage Pada Jaringan Internet

Efek Sun Outage Pada Jaringan Internet Pada bulan September sampai dengan Oktober 2007 akan sering terjadi kekacauan pada koneksi internet di seluruh dunia karena efek dari “Sun Outage” atau lebih simple-nya pengaruh posisi matahari terhadap satelit. Efek ini pun berimbas juga pada koneksi di Undiknas dengan menggunakan Channel-11 sebagai provider internet.Pengertian Sun Outage Sun outage adalah kondisi yang terjadi pada saat bumi-satelit-matahari berada dalam satu garis lurus. Satelit yang mengorbit bumi secara geostasioner pada garis orbit geosynchronous berada di garis equator atau khatulistiwa (di ketinggian 36.000 Km) secara tetap dan mengalami dua kali sun outage setiap tahunnya. Energi thermal yang dipancarkan matahari pada saat sun outage mengakibatkan interferensi sesaat pada semua sinyal satelit, sehingga satelit mengalami kehilangan komunikasi dengan stasiun bumi, baik head-end/teleport maupun ground-segment biasa. Kapan Sun Outage terjadi?Sun outage akan terjadi dalam beberapa hari di jam yang sama selama beberapa menit. Sun outage terjadi selama bulan Februari / Maret dan September / Oktober, dan dapat bertahan selama 15 menit. Kejadian ini dapat terjadi sampai dengan 15 hari.Bagaimana efeknya terhadap koneksi internet?Pengaruh sun outage ini bervariasi, dari gangguan minimal sampai total outage selama 15 hari. Saat sun outage mencapai puncaknya, gangguan akan berangsur-angsur berkurang sampai hilang sama sekali pada beberapa hari kemudian. Tindakan Selama Sun OutageSayangnya tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak yang timbul terhadap koneksi internet akibat fenomena sun outage ini secara teknis. Saran terbaik yang dapat diberikan kepada anda adalah bersabar saat fenomena ini terjadi, karena dampak dari sun outage ini akan berlalu seiring berjalannya waktu secara alamiah.