Sunday, April 13, 2008

Kisah pelepas lelah 2 - Arena mainan

Kisah pelepas lelah 2 - Arena mainan



Minggu pagi yang cerah Jack kecil dibangunkan oleh ayah dan kakak nya. "Bangun Jack! Ayo jalan-jalan!"

Ke kota! Pikir jack. Arena mainan! Komidi putar! Ya, di kota memang ada tempat baru dimana anak anak seusia Jack bisa bermain. Pasti aku akan diajak kesana! Dengan ceria Jack kecil mandi dan ganti baju.

Didalam mobil Jack nggak bisa berhenti membayangkan mainan-mainan yang akan dimainkannya. Pertama dia akan main tembak-tembakan. Lalu dia akan naik kereta yg memutari seluruh arena. Lalu dia akan main komidi putar. Lalu...

Lalu mobil itu berhenti di sebuah supermarket. Jack kecil menggerutu dan turun dari mobil. Selama didalam supermarket Jack tidak habis pikir kenapa mereka harus berhenti disini. Sementara ayah dan kakak nya bercanda sambil memilih makanan ringan, minuman, dan barang barang keperluan sehari hari mereka, Jack hanya berpikir, "Pasti setelah selesai belanja, kita akan ke arena mainan".

Dia bahkan tidak menghiraukan ketika kakaknya bertanya "Ayo Jack, kamu nggak mau snack ini? Enak lho dimakan sambil nonton TV". "Kalian enak, nonton TV bisa makan snack. Kalo papa? Bisa2 malah batuk2, gemuk dan dimarai mama mu, hahaha". Sementara mereka bercanda, Jack menggerutu.

Lalu mereka kembali ke mobil. Sementara kakak nya makan snack dan mengejek ayahnya yang berusaha merebut snacknya, Jack kembali membayangkan segala mainan yang ada. "Aku ingin main tembak-tembakan, nanti kalo banyak tikusnya kena, aku dapat tiket, bisa kutukar dengan pensil warna. Lalu aku bisa naik kereta api, lalu komidi putar, Lalu.."

Lalu mobil itu berhenti di sebuah kafetaria. Dengan sedih Jack turun dari mobilnya. Sementara kakak dan ayahnya memesan makanan, dia hanya tertunduk sedih. Ayah dan kakak nya asyik bercerita dan bercanda seputar kejadian sehari hari selama minggu ini, pekerjaan, sekolah, berita, cewek, Jack hanya diam saja. Dia hanya menyaut beberapa batang kentang sambil berpikir "Pasti nanti setelah kita makan siang, kita akan ke arena mainan, lalu aku bisa main tembak tembakan, lalu naik kereta api, lalu.."

Setelah makan mereka berjalan lagi. Mobil mengarah ke arena mainan. Jack tahu ini, dia pun ceria. "Aku bisa main tembak-tembakan, lalu naik kereta api, lalu.." mobil mereka mogok di tengah jalan.

"Yah..", kakaknya mengeluh sambil turun dan membuka kap. Ayahnya pun menyusul. Jack turun dan menggerutu. "Kayaknya musti telpon bengkel deh ini pap". "Iya nih". Bersama mereka dorong mobil ke tempat yang rindang.

Setengah jam kemudian tukang bengkel pun datang, ayah dan kakak nya mengajaknya "Yuk Jack, kita minum es degan di pojok situ, sambil nunggu". Jack tidak mau. Dia hanya duduk di mobil sambil berpikir "Yah moga2 cepat ini mobil bisa jalan, jadi aku bisa main tembak-tembakan, lalu naik kereta api..."

Dari dalam mobil dia memandangi ayah dan kakak nya bercanda sambil minum es degan. Setelah mereka kembali, Jack turun dari mobil dan duduk di bawah pohon sambil tetap menggerutu dan tidak menyentuh es degan yang sudah dibungkuskan untuknya.

Ternyata perbaikan nya pun lama, dan hari sudah menjelang malam. Setelah mobil selesai diperbaiki, betapa kecewanya Jack sewaktu mobil itu berbalik arah dan kembali ke rumah. Sesampai di rumah Jack menangis.

"Maaf ya Jack, kita nggak jadi ke arena mainan," kata papanya. "Tapi tadi jalan-jalan nya kan menyenangkan kan?". "Iya donk pap, seneng kok jalan-jalan tadi!" sahut kakaknya.

Jack terdiam, menundukkan kepalanya, dan masuk kamar.

Teman2, kadang kita berpikir seperti anak kecil tadi.
"Nanti kalau aku lulus kuliah pasti bahagia"
Lalu ternyata, kita masih harus mencari kerja.

"Ah nanti kalau udah dapet kerja pasti bahagia"
Lalu ternyata, kita masih harus cari pasangan hidup.

"Nanti kalau aku udah nikah pasti bahagia",
Lalu ternyata, capek juga ya ngurus anak kecil.

"Nanti kalau anak2ku sudah dewasa, pasti bahagia"
Lalu ternyata, kita malah merasa lelah dan bosan dengan keseharian kita.

"Nanti kalau musim liburan tiba, aku bisa ambil cuti, lalu bahagia"
Namun setelah cuti selesai, kita semakin bosan dengan kerja.

"Nanti kalau sudah pensiun, anak2 sudah gede, baru aku bisa bahagia"
Lalu ternyata, setelah pensiun, kita sudah tua dan sedang dalam perjalanan pulang...

Sering kita memandang kebahagiaan sebagai suatu tujuan yang akan tercapai setelah kita melalui hambatan-hambatan dalam hidup. Namun ternyata, selalu saja ada hambatan baru, ada hal baru untuk dicapai, ada sesuatu yang masih harus dilewati...

Dan ketika kita sudah harus pulang, kembali ke pencipta kita, baru kita sadar, bahwa sesungguhnya semua hambatan dan pencapaian itu, itulah hidup kita. Dan ketika orang lain asyik menikmatinya, kita hanya membayangkan kebahagiaan itu...

Kenapa harus menunggu nanti untuk bahagia?
Kebahagiaan dimulai sekarang, bukan nanti.
Kebahagiaan adalah perjalanan, bukan tujuan...

No comments: